Rabu, 02 April 2014

"Wirausahawan"


PEMBAHASAN
Sifat dasar perusahaan yang dinamis, mengalir, tidak jelas dan tidak teratur seringkali menimbulkan paradoks dalam kewirausahaan. Misalnya, untuk mendapatkan uang, anda harus terlebih dahulu kehilangan uang. Supaya berhasil, anda harus merasakan kegagalan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang, anda harus mengorbankan keuntungan jangka pendek. Namun, Arthur Rock mengemukakan kriteria untuk mencari peluang usaha yang cukup sederhana “carilah konsep bisnis yang sekiranya bisa mengubah gaya hidup dan pola kerja orang banyak”. Secara filosofis untuk mencari peluang kewirausahaan dibutuhkan pikiran yang luas. Wirausaha tanpa pikiran luas memiliki potensi kegagalan yang tinggi. Menurut hasil penelitian, perusahaan pemula memiliki rekor kegagalan yang tinggi mencapai 46,4%. Dan pada tahun 1991, kegagalan usaha dan kebangkrutan perusahaan terjadi pada bidang eceran dan jasa. Salah satu kesimpulannya adalah kegagalan terjadi antara 2-5 tahun pertama walaupun ada yang terjadi lebih lama. Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus dapat membedakan antara ide usaha yang bagus dan peluang usaha yang nyata.
Joseph Schumpeter menggambarkan tingkat kegagalan tertentu sebagai bagian dari “keruntuhan kreatif”. Menurut Schumpeter kegagalan merupakan bagian dari proses inovasi yang dinamis dan pembaruan ekonomi yang disertai kelahiran dan kematian. Perusahaan datang dan pergi silih berganti, namun wirausahawan belajar dan terus maju. Kegagalan perusahaan pemula lebih disebabkan karena kegiatan yang dilakukan tidak bersifat kewirausahaan. Namun, seorang wirausahawan akan mampu mengubah rintangan menjadi kesuksesan menurut kehendaknya.
Oleh karena itu, wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.
Proses Kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit yang diawali dengan proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi).
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
  1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
  2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
  3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
  4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini di gambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini.
1.Innovation (Inovasi)
faktor personal yang mendorng inovasi adalah:
-keinginan berprestasi
-adanya sifat penasaran
-keinginan menanggung resiko
-faktor pendidikan dan
-faktor pengalaman.
2.Triggering Event (pemicu)
beberapa faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah :
-adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
-adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
-tidak ada pekerjaan lain
-dorongan karena faktor usia
-keberanian menanggung resiko
- komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.

faktorfaktor lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah :
-sumber-suber yang bis adi manfaatkan, misalnya tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang strategis
-mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisni. dst

3.Implementasi (pelaksanaan)
beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis adalah sebagai berikut :
- siap mental secara total
-adanya manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
- adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
-adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
4. Growth ( Proses Pertumbuhan )
-adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif.
-adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
-adanya roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dsb.
-adanya konsumen dan pemasok barang yang continue
-adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan
adanya kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntugkan.
Dari analisis dan elaborasi yang dilakukan Timmons terhadap hasil penelitian yang dilakukan selama tiga decade oleh Harvard Bussiness School, proses kewirausahaan digambarkan sebagai tiga buah bola kekuatan yang harus diramu, sehingga terjadi kesesuaian dan keseimbangan. Timmons selanjutnya menggambarkan interaksi ketiga kekuatan tersebut dengan bagan di bawah ini.
http://mahmuddin.files.wordpress.com/2010/10/bagan-timmons.jpg?w=505&h=370
Gambar 1. Bagan Timmons Tentang Proses Kewirausahaan
(sumber: Timmons & Spinelli, 2008)
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
  1. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
  2. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan cerdik.
  3. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.
Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.
Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di dunia yang menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan dalam empat area utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku perencanaan.
Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:
  1. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.
  2. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
  3. Pembimbing, separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.
Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi sukses karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan pemula. Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan memiliki pengalaman dan keterampilan.
Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.
Pengertian kewirausahaan sebenarnya melekat pada ciri yang dimilikinya, yaitu setiap orang yang pandai meraih dan menciptakan peluang. Peluang – peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan nilai tambah barang atau jasa dengan cara menerapkan ciri- ciri yang melekat padanya.
Ada beberapa tujuan dalam mempelajari kewirausaan, yaitu sebagai berikut.
1.      Mempersiapkan untuk memiliki kemampuan yang cakap dalam menghadapi persaingan usaha.
2.     Menumbuhkan kesadaran berwirausaha di masyarakat dalam menciptakan kesempatan kerja.
3.    Membudayakan untuk selalu bersikap kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.
4.      Mempersiapkan dan mencetak wiarausaha muda yang tangguh.
a.         Proses kewirausahaan
Pengembangan kewirausahaan diawali dari proses sebagai berikut :
1.     Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi, yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, pendidikan, dan pengalaman.
2.     Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis, yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), dorongan faktor usia, keberanian menanggung risiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
3.    Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis, yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manajer sebagai pelaksana kegiatan, adanya komitmen terhadap bisnis, dan adanya visi jauh ke depan untuk mencapai keberhasilan.
4.    Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi, yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya organisasi yang baik, dan adanya produk yang menjadi unggulan.



DAFTAR PUSTAKA
Srie Sulastri, Atty. 2008. Kewirausahaan: Proses Kewirausahaan. Bandung: Grafindo Media Pratama. )
Erni. 2013. Proses Kewirausahaan diakses tanggal 12 januari 2013
Dr. Buchari Alma. 2013. "KEWIRAUSAHAAN". Http//;www.blogspot.com. diakses taggal 22 feruari 2013

Mahmudin.2010. wirausahawan sukses. http//; www.Posted by Mahmuddin.com. diakses pada Oktober 19, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar