PEMBAHASAN
Sifat dasar
perusahaan yang dinamis, mengalir, tidak jelas dan tidak teratur seringkali
menimbulkan paradoks dalam kewirausahaan. Misalnya, untuk mendapatkan uang,
anda harus terlebih dahulu kehilangan uang. Supaya berhasil, anda harus
merasakan kegagalan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang, anda
harus mengorbankan keuntungan jangka pendek. Namun, Arthur Rock mengemukakan
kriteria untuk mencari peluang usaha yang cukup sederhana “carilah konsep
bisnis yang sekiranya bisa mengubah gaya hidup dan pola kerja orang banyak”.
Secara filosofis untuk mencari peluang kewirausahaan dibutuhkan pikiran yang
luas. Wirausaha tanpa pikiran luas memiliki potensi kegagalan yang tinggi.
Menurut hasil penelitian, perusahaan pemula memiliki rekor kegagalan yang tinggi
mencapai 46,4%. Dan pada tahun 1991, kegagalan usaha dan kebangkrutan
perusahaan terjadi pada bidang eceran dan jasa. Salah satu kesimpulannya adalah
kegagalan terjadi antara 2-5 tahun pertama walaupun ada yang terjadi lebih
lama. Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus dapat membedakan antara ide
usaha yang bagus dan peluang usaha yang nyata.
Joseph
Schumpeter menggambarkan tingkat kegagalan tertentu sebagai bagian
dari “keruntuhan kreatif”. Menurut Schumpeter kegagalan merupakan bagian dari
proses inovasi yang dinamis dan pembaruan ekonomi yang disertai kelahiran dan
kematian. Perusahaan datang dan pergi silih berganti, namun wirausahawan
belajar dan terus maju. Kegagalan perusahaan pemula lebih disebabkan karena
kegiatan yang dilakukan tidak bersifat kewirausahaan. Namun, seorang
wirausahawan akan mampu mengubah rintangan menjadi kesuksesan menurut
kehendaknya.
Oleh karena
itu, wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya tidak
menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif untuk
menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang
disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan
modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di
mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap
perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial
adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota tim inti.
Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat
meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua
hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait
dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa
hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.
Proses
Kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan
tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak
lain adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal
tadi teratasi dan terpecahkan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit
yang diawali dengan proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian
berkembang menjadi proses pengembangan dan berujung pada proses penciptaan
sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi).
Menurut Carol Noore yang
dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal
dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi,
kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control,
kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian
berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian
dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control,
toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal
dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan
peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui
proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 :
34).
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
- Tahap
memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan
akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi
atau jasa.
- Tahap
melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap
ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
- Mempertahankan
usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi
- Mengembangkan
usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi
salah satu pilihan yang mungkin diambil.
MODEL
PROSES KEWIRAUSAHAAN
Model proses perintisan dan pengembangan
kewirausahaan ini di gambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah
berikut ini.
1.Innovation (Inovasi)
faktor personal yang mendorng inovasi adalah:
-keinginan berprestasi
-adanya sifat penasaran
-keinginan menanggung resiko
-faktor pendidikan dan
-faktor pengalaman.
1.Innovation (Inovasi)
faktor personal yang mendorng inovasi adalah:
-keinginan berprestasi
-adanya sifat penasaran
-keinginan menanggung resiko
-faktor pendidikan dan
-faktor pengalaman.
2.Triggering Event (pemicu)
beberapa faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah :
-adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
-adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
-tidak ada pekerjaan lain
-dorongan karena faktor usia
-keberanian menanggung resiko
- komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.
faktorfaktor lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah :
-sumber-suber yang bis adi manfaatkan, misalnya tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang strategis
-mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisni. dst
3.Implementasi (pelaksanaan)
beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis adalah sebagai berikut :
- siap mental secara total
-adanya manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
- adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
-adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
beberapa faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah :
-adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
-adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
-tidak ada pekerjaan lain
-dorongan karena faktor usia
-keberanian menanggung resiko
- komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.
faktorfaktor lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah :
-sumber-suber yang bis adi manfaatkan, misalnya tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang strategis
-mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisni. dst
3.Implementasi (pelaksanaan)
beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis adalah sebagai berikut :
- siap mental secara total
-adanya manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
- adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
-adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
4. Growth ( Proses Pertumbuhan )
-adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif.
-adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
-adanya roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dsb.
-adanya konsumen dan pemasok barang yang continue
-adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan
adanya kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntugkan.
-adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif.
-adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
-adanya roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dsb.
-adanya konsumen dan pemasok barang yang continue
-adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan
adanya kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntugkan.
Dari analisis
dan elaborasi yang dilakukan Timmons terhadap hasil penelitian yang dilakukan
selama tiga decade oleh Harvard Bussiness School, proses kewirausahaan
digambarkan sebagai tiga buah bola kekuatan yang harus diramu, sehingga terjadi
kesesuaian dan keseimbangan. Timmons selanjutnya menggambarkan interaksi ketiga
kekuatan tersebut dengan bagan di bawah ini.
Gambar 1. Bagan Timmons Tentang
Proses Kewirausahaan
(sumber: Timmons & Spinelli, 2008)
(sumber: Timmons & Spinelli, 2008)
Dari bagan di atas, Timmons
menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha menentukan
bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
- Peluang usaha, merupakan inti dari
proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki
permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya
marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila
investor mendapatkan modalnya kembali.
- Sumber daya, yakni potensi dan
kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan
yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan
cerdik.
- Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh
wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan
orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi
juga membantu yang gagal. Menerapkan standar perilaku dan performa yang
tinggi pada tim.
Hubungan antara
ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian dan
keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu
semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia
harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.
Dasar dari
proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan
menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal
ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan
investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses
kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan
untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil
mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di
dunia yang menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan
dalam empat area utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku
manajemen, dan perilaku perencanaan.
Dalam hal
pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan tiga faktor yang berperan
dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:
- Kepribadian. Tidak ada kepribadian
ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa
keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil
keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat
kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan
bisnis, dan relasi yang baik.
- Pengalaman. Peneliti meyakini
faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan.
Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan bertindak
berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan
dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
- Pembimbing, separuh wirausahawan
sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.
Dengan semakin
berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum bahkan steroetipe
tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian
menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi sukses
karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh
mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan
pemula. Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila
wirausahawan memiliki pengalaman dan keterampilan.
Oleh karena
itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa
melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum
muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan
memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu
bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan
sifat-sifat lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.
Pengertian kewirausahaan sebenarnya melekat pada ciri yang
dimilikinya, yaitu setiap orang yang pandai meraih dan menciptakan peluang.
Peluang – peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan nilai tambah barang
atau jasa dengan cara menerapkan ciri- ciri yang melekat padanya.
Ada beberapa tujuan dalam mempelajari kewirausaan, yaitu
sebagai berikut.
1. Mempersiapkan untuk memiliki kemampuan yang cakap dalam
menghadapi persaingan usaha.
2. Menumbuhkan kesadaran berwirausaha di masyarakat dalam
menciptakan kesempatan kerja.
3. Membudayakan untuk selalu bersikap
kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada.
4. Mempersiapkan dan mencetak wiarausaha muda yang tangguh.
a. Proses kewirausahaan
Pengembangan kewirausahaan diawali dari proses sebagai
berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya
inovasi, yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan
menanggung risiko, pendidikan, dan pengalaman.
2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang
untuk terjun ke dunia bisnis, yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan
yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), dorongan faktor usia,
keberanian menanggung risiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
3. Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan
dari sebuah bisnis, yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya
manajer sebagai pelaksana kegiatan, adanya komitmen terhadap bisnis, dan adanya
visi jauh ke depan untuk mencapai keberhasilan.
4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi,
yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang
mantap, adanya struktur dan budaya organisasi yang baik, dan adanya produk yang
menjadi unggulan.
DAFTAR PUSTAKA
Srie Sulastri, Atty. 2008. Kewirausahaan: Proses Kewirausahaan.
Bandung: Grafindo Media Pratama. )
Dr. Buchari Alma. 2013. "KEWIRAUSAHAAN".
Http//;www.blogspot.com. diakses taggal 22 feruari 2013
Mahmudin.2010.
wirausahawan sukses. http//; www.Posted by Mahmuddin.com. diakses pada Oktober
19, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar