BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa adalah satu
jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal
dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh
manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi
masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang.
Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada
lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu
tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik),
berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah
bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena
akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon
kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan
sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab
). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu
tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan
pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia,
namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh
hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan
pertumbuhan.
1.2
Rumusan
masalah
Dalam pembahasan makalah kali ini, ada beberapa
topik yang menjadi masalah dalam makalah ini, yakni:
a.
Menjelaskan teknik budidaya tanaman kelapa dalam?
b.
Menjelaskan pengendalian hama dan penyakit serta contoh makanan olahan dari
kelapa dalam?
1.3 Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca bisa lebih mengetahui cara-cara
dalam membudidayakan tanaman Kelapa. Pembaca juga akan mengetahui jenis-jenis
hama dan penyakit pada tanaman Kelapa serta cara pengolahannya setelah panen.
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Syarat Pertumbuhan
Ada beberapa
yang harus diperhatikan dalam syarat pertumbuhan pada kelapa dalam antara lain,
tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir, berabu gunung,
dan tanah berliat. Dengan ph tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah
sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik, sinar matahari banyak minimal
120 jam perbulan, jika kurang dari itu produksi buah akan rendah, suhu yang
paling cocok adalah 27ºc dengan variasi rata-rata 5-7 º c, suhu kurang dari 20º
c tanaman kurang produktif, curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan
panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi
menyebabkan serangan penyakit jamur, angin yang terlalu kencang terkadang
merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.
1.2 Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang
tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus.
Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6
m.
1.3 Pembibitan
Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air +
HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian
semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah
kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar
bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih
dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di
bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila
tanah kurang air.
Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.
Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.
1.4 Penanaman
Teknik
penanaman sistem tanam kelapa
a.
Segi empat
b.
Segi tiga sama sisi
c.
Bujur sangkar
d.
sistem pagar
Jarak tanam diukur menurut bidang horizontal bukan menurut
topografi tanah. Arah barisan dibuat Utara – Selatan shng pemanfaatan cahaya
matahari optimal
a.
Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam
yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan
sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini
jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
b.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan
lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk
menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x
100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan
pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke
arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.
c.
Cara Penanaman
Penanaman
dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup
untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan
pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai
berikut: Top soil ( tanah permukaan antara 0–25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat
300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam. Polybag dipotong melingkar
pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke
ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa
polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
d.
Pemberian mulsa.
Setelah di
tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari
semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).
1.5 Pemeliharaan Tanaman
a.
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman
dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat
dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan
dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan
intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.
b. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan
ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah
dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4
minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau)
c. Pembubunan
Dilakukan
setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas
permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan
akar.
d. Perempalan
Dilakukan
terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan
cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
e. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan. Pada
umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal
batang. Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim
hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).
f. Cara
pemberian pupuk
Menyebar dalam
lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2
minggu sebelumnya. Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk
menghindari pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada
tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir
tajuk. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk. Dosis pupuk tanaman kelapa
sesuai umur tanaman (gram/pohonPengairan dan Penyiraman
Penyiraman
dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga
hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit
di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
g. Waktu
Penyemprotan Pestisida
Dilakukan
setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC
dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya
menggunakan sprayer.
h. Lain-lain
Perbaikan
saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara:
memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul,
dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara
menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari
parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan
ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara
ke hulu.
Ada beberapa
cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain: Cara
sanitasi Gawang membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati. mengumpulkan
sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas
tumpukan 1 x 1 meter. Cara sanitasi pohon membebaskan mahkota pohon dari segala
kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan Membakar dengan hati-hati.
1.6 Pengendalian Hama Penyakit
a. Golongan
Coleoptera
Banyak menyerang
adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan
berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan
pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan
menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
b. Golongan
Lepidoptera
Species yang
sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa,
dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan
memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun
Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara
merata untuk pencegahan
c. Golongan
Hemiptera
Jenis yang
menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong=
Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah
menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA+AERO 810 dan PESTONA
secara bergantian.
d. Penyakit
yang juga mungkin menyerang adalah Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh
jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang
disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam
penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena
serangan
1.7 Pemanenan
Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun,
dan umur bisa mencapai 60 – 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah
kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 – 4 tahun dan berbuah
maksimal pada saat umur 9 – 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 – 40 tahun
kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.
Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika
kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8
bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra
dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah
tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.
1.8 Pasca Penen
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai
mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang
mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk
nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam
cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan
nilai jual dari produk kelapa. Gula kelapa : kandungan sukrosa yang dominan di
antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber
gula yang sangat potensil. Nata de coco : Adalah bahan olahan nira kelapa
berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya
dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium. Asam cuka : dikenal sebagai
penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi
pertumbuhan bakteri.
Produk
minuman: Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar
rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak). Substrat : Yaitu bahan nutrient
yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan
bagi pekerjaan di lab bioteknologi.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk
Pembibitan yaitu Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air +
HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian
semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa, timbun buah
kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar
bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih
dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di
bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah
kurang air. Bibit dipelihara dengan pemberian
pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt
air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan
preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar
kayu.
3.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan/kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan sumbangsih saran yang membangun demi kesempurnaan dan
perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar