Sabtu, 05 April 2014

"Viabilitas dan vigor benih"



BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Viabilitas
Kemunduran benih yang menyebabkan menurunnya vigor dan viabilitas benih merupakan awal kegagalan dalam kegiatan pertanian sehingga harus dicegah agar tidak mempengaruhi produktivitas tanaman. Sadjad (1994) menguraikan vigor benih adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada kondisi suboptimum di lapang, atau sesudah disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum.  Menurut Indriani, Sudjindro, Hartati, (1999) Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam fenomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kinerja kromosom atau garis viabilitas.
Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam fenomena pertumbubannya, gejala metabolisme, kinerja kromosom atau garis viabilitas sedangkan viabilitas potensial adalah parameter viabilitas dari suatu lot benih yang menunjukkan kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal yang berproduksi normal pada kondisi lapang yang optitum. Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang dapat menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih (Sadjad, 1994).
2.1.1  Kemunduran benih (deterioration)
          Menurut Abdul dan Anderson. (1972) cit. Hartati, Sujdindro, dan Indriani. (1999) kemunduran benih dapat ditunjukkan oleh gejala fisiologis sebagai betikut: (a) terjadinya perubahan warna benih (b)tertundanya perkecambahan; (c) menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan suboptimum selama perkecambahan (d) rendahnya toleransi terhadap kondisi simpan yang kurang sesuai (e) peka terhadap radiasi; (f) menurunnya pertumbuhan kecambah; (g) menurunnya daya berkecambah, dan (h) meningkatnya jumlah kecambah abnormal. Indikasi biokimia dalam benih yang mengalami kemunduran viabilitas adalah sebagai berikut : (a) perubahan aktivitas enzim (b) perubahan laju respirasi; (c) perubahan di dalam cadangan makanan; (d) perubahan di dalam membran, dan (e) kerusakan kromosom.
          Uji Daya Kecambah : Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung atau secara tidak langsung dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
          Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak memuaskan karena hasilnya kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu, metode laboratorium dikembangkan sedemikian rupa, dimana beberapa atau seluruh kondisi luar/lapang dapat dikendalikan dengan teratur. Sehingga memberikan hasil perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh benih yang dianalisa.
2.1.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam penyimpanan
1.       Faktor dalam
          Jenis dan sifat benih, viabilitas awal benih, kandungan air benih
a.       Kondisi fisik dan tingkat fisiologis sangat berpengaruh terhadap daya hidup benih
b.      Benih yang pecah, retak dan memar akan cepat mengalami kemunduran.
c.       Stres lingkungan selama perkembangan benih, defisinesi unsur hara, air, suhu ekstrim
2.       Faktor luar
Suhu, kelembaban, gas sekitar benih, mikroorganisme
a.      Kelembaban nisbi
1.      Kelembaban nisbi adalah ukuran uap air  dalam udara relatif terhadap jumlah uap air jenuh dalam udara pada temperatur tertentu.
2.      Meningkatnya temperartur udara mengakibatkan daya ikat uap air juga meningkat
b.   Temperatur
1.      Secara umum, semakin tinggi temperatur semakin cepat benih menglami kemunduran
2.      Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
3.      Tungau tidak berkembang 5 oC dan serangga tidak berkembang di bawah 15 oC
4.      Sebagian besar jamur penyimpanan tidak berkembang dibawah temperatur 0 oC
5.      Pengaruh temperatur terhadap organisme berkorelasi dengan kadar air
b.      Kondisi fisik benih
1.      Sebagian besar kerusakan mekanis tidak terdeteksi secara nyata
2.      Umumnya uji kerusakan mekanis dilakukan terhadap kulit benih yang  pecah atau uji struktur pertumbuhan bibit.
3.      Mikroflora dan serangga
4.      Sebagian besar berasal dari genus Spergillus dan Penicillium
5.      Jamur ini tidak menyerang benih sebelum dipanen.
6.      Pengaruh jamur penyimpanan terhadap benih adalah menurunnya perkecambahan,  perubahan warna pada embrio, kernel atau seluruh benih, produksi mycotoxin, pemanasan,   
7.      Kehadiran serangga dapat mengakibatkan: meningkatkan temperatur, kadar air, dan CO2, memakan benih.
2.2     Vigor
          Kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Viabilitas suboptimum (vigor) merupakan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan optimum atau mampu disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan tahan simpan lama dalam keadaan yang optimum. Vigor benih adalah sejumlah karakter yang menentukan tingkatan kemapuan aktivitas dan penampilan benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah, juga mencerminkan daya simpan benih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar