BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Viabilitas
Kemunduran benih yang menyebabkan menurunnya vigor
dan viabilitas benih merupakan awal kegagalan dalam kegiatan pertanian sehingga
harus dicegah agar tidak mempengaruhi produktivitas tanaman. Sadjad (1994)
menguraikan vigor benih adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada
kondisi suboptimum di lapang, atau sesudah disimpan dalam kondisi simpan yang
suboptimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum. Menurut Indriani, Sudjindro, Hartati, (1999)
Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam
fenomena pertumbuhannya, gejala metabolisme, kinerja kromosom atau garis
viabilitas.
Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang
dapat ditunjukkan dalam fenomena pertumbubannya, gejala metabolisme, kinerja
kromosom atau garis viabilitas sedangkan viabilitas potensial adalah parameter
viabilitas dari suatu lot benih yang menunjukkan kemampuan benih menumbuhkan
tanaman normal yang berproduksi normal pada kondisi lapang yang optitum.
Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang dapat menimbulkan
perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang
mengakibatkan menurunnya viabilitas benih (Sadjad, 1994).
2.1.1 Kemunduran benih (deterioration)
Menurut Abdul dan Anderson. (1972)
cit. Hartati, Sujdindro, dan Indriani. (1999) kemunduran benih dapat
ditunjukkan oleh gejala fisiologis sebagai betikut: (a) terjadinya perubahan
warna benih (b)tertundanya perkecambahan; (c) menurunnya, toleransi terhadap
kondisi lingkungan suboptimum selama perkecambahan (d) rendahnya toleransi
terhadap kondisi simpan yang kurang sesuai (e) peka terhadap radiasi; (f)
menurunnya pertumbuhan kecambah; (g) menurunnya daya berkecambah, dan (h)
meningkatnya jumlah kecambah abnormal. Indikasi biokimia dalam benih yang
mengalami kemunduran viabilitas adalah sebagai berikut : (a) perubahan
aktivitas enzim (b) perubahan laju respirasi; (c) perubahan di dalam cadangan
makanan; (d) perubahan di dalam membran, dan (e) kerusakan kromosom.
Uji Daya Kecambah : Daya kecambah
benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh
normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan
yang serba optimum. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal
berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara
langsung atau secara tidak langsung dengan kehidupan benih. Persentase
perkecambahan adalah persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh
benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah
ditetapkan.
Pengujian pada kondisi lapangan
biasanya tidak memuaskan karena hasilnya kurang dapat dipercaya. Oleh karena
itu, metode laboratorium dikembangkan sedemikian rupa, dimana beberapa atau
seluruh kondisi luar/lapang dapat dikendalikan dengan teratur. Sehingga
memberikan hasil perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh benih yang
dianalisa.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas
benih dalam penyimpanan
1. Faktor dalam
Jenis dan sifat benih, viabilitas awal
benih, kandungan air benih
a.
Kondisi
fisik dan tingkat fisiologis sangat berpengaruh terhadap daya hidup benih
b.
Benih
yang pecah, retak dan memar akan cepat mengalami kemunduran.
c.
Stres
lingkungan selama perkembangan benih, defisinesi unsur hara, air, suhu ekstrim
2. Faktor luar
Suhu,
kelembaban, gas sekitar benih, mikroorganisme
a.
Kelembaban
nisbi
1.
Kelembaban
nisbi adalah ukuran uap air dalam udara
relatif terhadap jumlah uap air jenuh dalam udara pada temperatur tertentu.
2.
Meningkatnya
temperartur udara mengakibatkan daya ikat uap air juga meningkat
b. Temperatur
1.
Secara
umum, semakin tinggi temperatur semakin cepat benih menglami kemunduran
2.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
3.
Tungau
tidak berkembang 5 oC dan serangga tidak berkembang di bawah 15 oC
4.
Sebagian
besar jamur penyimpanan tidak berkembang dibawah temperatur 0 oC
5.
Pengaruh
temperatur terhadap organisme berkorelasi dengan kadar air
b.
Kondisi
fisik benih
1.
Sebagian
besar kerusakan mekanis tidak terdeteksi secara nyata
2.
Umumnya
uji kerusakan mekanis dilakukan terhadap kulit benih yang pecah atau uji struktur pertumbuhan bibit.
3.
Mikroflora
dan serangga
4.
Sebagian
besar berasal dari genus Spergillus dan Penicillium
5.
Jamur
ini tidak menyerang benih sebelum dipanen.
6.
Pengaruh
jamur penyimpanan terhadap benih adalah menurunnya perkecambahan, perubahan warna pada embrio, kernel atau
seluruh benih, produksi mycotoxin, pemanasan,
7.
Kehadiran
serangga dapat mengakibatkan: meningkatkan temperatur, kadar air, dan CO2, memakan
benih.
2.2
Vigor
Kemampuan benih untuk tumbuh normal
pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Viabilitas suboptimum (vigor)
merupakan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal
dalam keadaan optimum atau mampu disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum
dan tahan simpan lama dalam keadaan yang optimum. Vigor benih adalah sejumlah
karakter yang menentukan tingkatan kemapuan aktivitas dan penampilan benih
selama perkecambahan dan munculnya kecambah, juga mencerminkan daya simpan
benih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar